Sabtu, 13 November 2010

Perkembangan Anak


Jangan Lupakan Seni dan Olahraga

             Banyak Manfaat bagi Perkembangan Anak
 
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karangan ilmiah ini. Tema yang saya pilih adalah “Jangan Lupakan Seni dan Olahraga”.

Adapun tujuan saya menulis karangan ini adalah untuk mengetahuitumbuh kembang anak. Saya harap tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah informasi.

Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu menyusun karangan ini, juga kepada teman – teman yang telah membantu dalam mengisi angket. Walaupun sebenarnya selama dalam pembuatan karangan ini saya mengalami banyak hambatan, seperti susahnya mencari objek untuk di teliti, mencari bahan – bahan informasi, dan sebagainya.

Saya menyadari bahwa karangan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan karya tulis ini. Akhir kata saya ucapkan semoga karangan ini dapat bermanfaat.




Depok, 13 November 2010


Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. PERUMUSAN MASALAH.

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH
           Tidak sedikit orangtua yang menjejali anaknya beragam kursus atau les untuk mendongkrak nilai akademik di sekolah. Orangtua lebih khawatir kalau anaknya memperoleh angka matematika ‘merah’ ketimbang tidak bisa menari atau renang, misalnya. Pendidikan olahraga dan seni pun terabaikan.
Negara yang dianggap maju, orangtua yang tidak memberikan keterampilan seni dan olahraga kepada anaknya dianggap mengabaikan hidup anak. Dan jika terlalu lama, Negara berhak mengambil si anak. Pasalnya, mengabaikan seni dan olahraga berarti mengabaikan keterampilan hidup. Jika anak tidak memiliki keterampilan hidup, maka ia akan mudah bosan akibat rutinitas harian yang dihadapinya. Selain itu, sangat mungkin ia tidak memiliki keterampilan lain yang dapat di gunakannnya untuk menunjang hidup selain dari belajar atau bekerja formal.
           Olahraga dan kesenian sebenarnya adalah bagian dari life skill atau keterampilan hidup. Untuk untuk pengisi waktu luang, keterampilan olahraga dan kesenian memiliki banyak manfaat bagi perkembangan anak. Banyak penelitian membuktikan, pendidikan musik akan menyeimbangkan IQ (intelligent qoutient) dan EQ (emotional quotient) anak atau menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan. Anak yang terbiasa bermain musik akan mendapat stimulus logika berpikirnya sehingga biasanya lebih cerdas.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadapbkat atau keterampilan yang di miliki oleh sang anak.

B.IDENTIFIKASI MASALAH (LATAR BELAKANG)

Sesuai dengan judul makalah ini “Kejar Ketinggalan Tumbuh Kembang Anak”, terkait dengan pada masa sekolah, orangtua harus memperhatikan masalah gizi anak, kebiasaan sarapan, dan kebiasaan jajannya.
Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana peran orangtua dalam mendorong anak agar memiliki keterampilan dalam seni maupun olahraga?
2.Bagaimana agar anak dapat memilih bakat yang di inginkan?

C.PERUMUSAN MASALAH.

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi peran orangtua dalam mendorong anak agar memiliki keterampilan dalam seni maupun olahraga ?
2. Bagaimana deskripsi agar anak dapat memilih bakat yang di inginkan?





BAB II
PEMBAHASAN

Jika bermain musik, pengenalan not balok lebih baik dilakukan saat anak sudah bisa membaca. Bila anak sudah bisa membaca, baru membaca not, agar tidak ada kebingungan. Selain itu, secara umum, seni juga bermanfaat untuk membentuk dan meningkatkan kepribadian, rasa empati, estetika, etika, percaya diri, sense of art, apresiasi, toleransi, disiplin, intelektual, dan sosial. Jika mengedepankan kecerdasan akademik saja tanpa adanya seni, manusia akan menjadi seperti robot. Nilai seni akan menggiring orang-orang memiliki perasaan, sehingga tidak akan terjadi kekerasan.

 KETERAMPILAN SOSIAL

Secara khusus, dengan berolahraga, anak bisa mengembangkan keterampilan olah tubuh. Bagi anak berusia dibawah 12 tahun, kegiatan ini sangat penting. Dengan menggerakan tubuh berarti ia melatih koordinasi motoriknya. Tidak hanya menjadi lebih gesit dan cekatan, anak juga menstimulasi keterampilan sosialnya.

Ketika berolahraga dengan kelompok, anak belajar untuk bekerjasama dan mengordinasikan teman sepermainannya. Bila anak mempunyai keterampilan olahraga, ia memiliki keterampilan yang barangkali bisa menjadi keuntungan dalam mencari penghasilan. Kelak bisa menjadi olahragawan professional atau pelatih. Seandainya tidak serius di tekuni, minimal anak bisa terbiasa untuk berolaraga agar tubuhnya bugar.

Begitu juga dengan anak yang memiliki keterampilan seni, semacam menyanyi, bermain gitar, atau bermain piano. Bidang seni apapun yang di pilih anak untuk ditekuni dan dikuasai, bisa menjadi modalnya untuk bersosialisasi atau mandiri secara financial. Tidak hanya itu, anak juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan konsep dirinya secara positif.




BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Banyak penelitian membuktikan, pendidikan musik akan menyeimbangkan IQ (intelligent qoutient) dan EQ (emotional quotient) anak atau menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan. Anak yang terbiasa bermain musik akan mendapat stimulus logika berpikirnya sehingga biasanya lebih cerdas.

Selain itu, secara umum, seni juga bermanfaat untuk membentuk dan meningkatkan kepribadian, rasa empati, estetika, etika, percaya diri, sense of art, apresiasi, toleransi, disiplin, intelektual, dan sosial. Jika mengedepankan kecerdasan akademik saja tanpa adanya seni, manusia akan menjadi seperti robot. Nilai seni akan menggiring orang-orang memiliki perasaan, sehingga tidak akan terjadi kekerasan.

Secara khusus, dengan berolahraga, anak bisa mengembangkan keterampilan olah tubuh. Bagi anak berusia dibawah 12 tahun, kegiatan ini sangat penting. Dengan menggerakan tubuh berarti ia melatih koordinasi motoriknya. Tidak hanya menjadi lebih gesit dan cekatan, anak juga menstimulasi keterampilan sosialnya.


DAFTAR PUSTAKA
Sumber ; Warta Kota, 17 Januari 2010

Jumat, 12 November 2010

Perkembangan Anak

Kejar Ketinggalan Tumbuh Kembang Anak

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karangan ilmiah ini. Tema yang saya pilih adalah “Kejar Ketinggalan Tumbuh Kembang Anak”.

Adapun tujuan saya menulis karangan ini adalah untuk mengetahuitumbuh kembang anak. Saya harap tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah informasi.

Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu menyusun karangan ini, juga kepada teman – teman yang telah membantu dalam mengisi angket. Walaupun sebenarnya selama dalam pembuatan karangan ini saya mengalami banyak hambatan, seperti susahnya mencari objek untuk di teliti, mencari bahan – bahan informasi, dan sebagainya.

Saya menyadari bahwa karangan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan karya tulis ini. Akhir kata saya ucapkan semoga karangan ini dapat bermanfaat.




Depok, 13 November 2010


Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. PERUMUSAN MASALAH.

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH
Namun, hal itu jangan membuat orangtua putus asa untuk mengejar keterlambatan pertumbuhan fisik anak. Masa anak-anak 6-12 tahun perlu mendapat perhatian untuk mempersiapkan pertumbuhan cepat di masa puber. Orangtua harus memperhatikan pola makan anak, termasuk jenis, jumlah dan jadwal makan anak. Masa anak sekolah dasar menjadi peluang emas kedua jika pada masa balita tidak baik.
Pada masa sekolah, orangtua harus memperhatikan masalah gizi anak, kebiasaan sarapan, dan kebiasaan jajannya. Dikatakan, sarapan penting artinya untuk tumbuh kembang anak. Namun sarapan sering diabaikan anak dan orangtua. Sehingga ketika di sekolah, anak memakan jajanan yang seringkali kurang gizinya. Orangtua juga perlu kreatif dalam menyajikan makanan yang di konsumsi anak-anak. Sehingga anak-anak senang menyantap makanan di rumah yang asupan gizinya terkontrol, dan bukan makan jajanan yang tidak sehat.

Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap tumbuh kembang anak secara optimal.

B.IDENTIFIKASI MASALAH (LATAR BELAKANG)

Sesuai dengan judul makalah ini “Kejar Ketinggalan Tumbuh Kembang Anak”, terkait dengan pada masa sekolah, orangtua harus memperhatikan masalah gizi anak, kebiasaan sarapan, dan kebiasaan jajannya.
Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana peran orangtua dalam memberikan nutrisi pada anak dengan baik?
2.Bagaimana agar anak senang menyantap makanan di rumah yang asupan gizinya terkontrol?

C.PERUMUSAN MASALAH.

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi peran orangtua dalam memberikan nutrisi pada anak dengan baik?
2. Bagaimana deskripsi agar anak senang menyantap makanan di rumah yang asupan gizinya terkontrol?





BAB II
PEMBAHASAN

Tak ada kata untuk terlambat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Jika pada usia balita orangtua tidak bisa memaksimalkan pemberian, masih ada kesempatan kedua yang cukup penting, yakni masa anak-anak, pada usia 6-12 tahun.
Pada usia balita, selain otak, fisik juga mengalami pertumbuhan yang cepat. Jika pemberian nutrisi pada balita tidak maksimal, akan terjadi perkembangan fisik yang melambat. Hal ini bisa terlihat dari tinggi badan balita yang lebih pendek dari teman-teman sebayanya. Penyebabnya antara lain kurang mengkonsumsi sayuran, banyak menyerap jajanan yang gizinya kurang, dan pola makan yang salah.
Pada usia anak-anak juga tetap dibutuhkan minim susu untuk persiapan masa puber anak, dan proses penulangan yang berakhir pada usia 30 tahun. Jika anak tidak suka minum susu lagi, ibu di harapkan tetap bisa menyajikan susu dalam bentuk makanan yang berbeda, tapi tetap memiliki kandungan yang sama seperti susu.




BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Orangtua tidak boleh putus asa untuk mengejar keterlambatan pertumbuhan fisik anak. Orangtua harus memperhatikan pola makan anak, termasuk jenis, jumlah dan jadwal makan anak. Masa anak sekolah dasar menjadi peluang emas kedua jika pada masa balita tidak baik.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber ; Warta Kota, 4 April 2010