Rabu, 30 Maret 2011

Konsep Sehat

Suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan social seta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Melakukan olahraga secara teratur setiap pagi selama 30 menit dan menjaga pola makan yang seimbang agar daya tahan tubuh tetap terjaga dengan baik. Sehat bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan proses. Proses adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap lingkungan sosialnya. Seseorang dapat mempertimbangkan adanya rasa nyeri/sakit keadaan normal karena pengalaman sebelumnya. Sehat dan sakit berada pada suatu rentang dimana setiap orang bergerak sepanjang rentang tersebut.

Senin, 28 Maret 2011

Kesehatan Mental Remaja

Dalam psikologi perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan. Fase perkembangan remaja ini berlangsung cukup lama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Fase perkebangan remaja ini dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan adalah karena dalam fase ini remaja sedang berada di antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang dewasa.
Kesulitan dan persoalan yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat. Dimana dapat kita lihat seringkali terjadi pertentangan antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru bahkan dikalangan remaja itu sendiri.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan remaja yang ada di antara dua persimpangan fase perkembanganlah (fase interim) yang membuat fase remaja penuh dengan kesukaran dan persoalan. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat berakibat buruk bahkan fatal (menyebabkan kematian). Namun, pada dasarnya semua kesukaran dan persoalan yang muncul pada fase perkembangan remaja ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan, jika orangtua, guru dan masyarakat mampu memahami perkembangan jiwa, perkembangan kesehatan mental remaja dan mampu meningkatkan kepercayaan diri remaja.Persoalan paling signifikan yang sering dihadapi remaja sehari-hari sehingga menyulitkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya adalah hubungan remaja dengan orang yang lebih dewasa, terutama sang ayah, dan perjuangannya secara bertahap untuk bisa membebaskan diri dari dominasi mereka pada level orang-orang dewasa.
Seringkali orangtua mencampuri urusan-urusan pribadi anaknya yang sudah remaja dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut, “Dimana kamu semalam?”, “Dengan siapa kamu pergi?”, “Apa yang kamu tonton?” dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut pada dasarnya ditujukan oleh orangtua adalah karena kepedulian orangtua terhadap keberadaan dan keselamatan anak remajanya. Namun ditelinga dan dipersepsi anak pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti introgasi seorang polisi terhadap seorang criminal yang berhasil ditangkap.
Menurut pandangan para ahli psikologi keluarga atau orangtua yang baik adalah orangtua yang mampu memperkenalkan kebutuhan remaja berikut tantangan-tantangannya untuk bisa bebas kemudian membantu dan mensupportnya secara maksimal dan memberikan kesempatan serta sarana-sarana yang mengarah kepada kebebasan. Selain itu remaja juga diberi dorongan untuk memikul tanggung jawab, mengambil keputusan, dan merencanakan masa depannya. Namun, proses pemahaman ini tidak terjadi secara cepat, perlu kesabaran dan ketulusan orangtua di dalam membimbing dan mengarahkan anak remajanya.
Selanjutnya para pakar psikologi menyarankan strategi yang paling bagus dan cocok dengan remaja adalah strategi menghormati kecenderungannya untuk bebas merdeka tanpa mengabaikan perhatian orangtua kepada mereka. Strategi ini selain dapat menciptakan iklim kepercayaan antara orangtua dan anak, dapat juga mengajarkan adaptasi atau penyesuaian diri yang sehat pada remaja. Hal ini sangat membantu perkembangan, kematangan, dan keseimbangan jiwa remaja.Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa remaja tidak selalu dapat tertangani secara baik. Pada fase ini di satu sisi remaja masih menunjukkan sifat kekanak-kanakan, namun di sisi lain dituntut untuk bersikap dewasa oleh lingkungannya. Sejalan dengan perkembangan sosialnya, mereka lebih konformitas pada kelompoknya dan mulai melepaskan diri dari ikatan dan kebergantungan kepada orangtuanya, dan sering menunjukkan sikap menantang otoritas orangtuanya.
Remaja yang salah penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dengan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.
Berkaitan dengan pelepasan tangung jawab, dikalangan remaja juga sering dijumpai banyak usaha untuk bunuh diri. di Negara-negara maju, seperti Amerika, Jepang, Selandia Baru, masalah bunuh diri dikalangan remaja berada pada tingkat yang memprihatinkan. Sedangkan dinegara berkembang seperti Indonesia, perilaku tidak sehat remaja yang beresiko kecelakaan juga banyak dilakukan remaja, seperti berkendaraan secara ugal-ugalan. Hal lain yang menjadi persoalan penting dikalangan remaja disemua negara adalah, meningkatnya angka delinkuensi. Perilaku tersebut misalnya keterlibatan remaja dalam perkelahian antar sesame, kabur dari rumah, melakukan tindakan kekerasan, dan berbagai pelanggaran hukum, adalah umum dilakukan oleh remaja.
Kesehatan mental masyarakat pada dasarnya tercermin dari segi-segi kesehatan mental remaja. Makin tinggi angka delikuensi, bunuh diri remaja, penggunaan obat dan ketergantungan pada zat adiktif, berarti kesehatan mental masyarakat makin rendah.Usaha bimbingan kesehatan mental sangat penting dilakukan dikalangan remaja, dalam bentuk program-program khusus, seperti peningkatan kesadaran terhadap kesehatan mental, penyuluhan tentang kehidupan berumah tangga, hidup secara sehat dan pencegahan penggunaan zat-zat adiktif, serta penyuluhan tentang pencegahan terhadap HIV/AIDS, dan sejenisnya.
Program kesehatan mental remaja ini dapat dilakukan melalui institusi-institusi formal remaja, seperti sekolah, dan dapat pula melalui intervensi-intervensi lain seperti program-program kemasyarakatan, atau program-program yang dibuat khusus untuk kelompok remaja.

sumber: Kesehatan Mental Remaja http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1854941-kesehatan-mental-remaja/

Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.

Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi:
(1) Reinforcement and Punishment;
(2) Primary and Secondary Reinforcement;
(3) Schedules of Reinforcement;
(4) Contingency Management;
(5) Stimulus Control in Operant Learning;
(6) The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).

Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam pembelajaran.


Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan teori koneksionisme (Slavin, 2000).

Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut Thorndike yakni
(1) hukum efek;
(2) hukum latihan dan
(3) hukum kesiapan (Bell, Gredler, 1991).
Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon.

Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik

Psikoanalisa

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga "psikoanalisis" dan "psikoanalisis" Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama "psikologi analitis" (en: Analitycal psychology) dan "psikologi individual" (en: Individual psychology) bagi ajaran masing-masing. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:
1) suatu metoda penelitian dari pikiran;
2) suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia; dan
3) suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut "psikoanalitis" berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan anak.

Struktur kepribadian

Menurut freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (en:conscious), prasadar (en:preconscious), dan tak-sadar (unconscious).
Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi bebas, khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya bagi pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis

Rabu, 05 Januari 2011

Psikologi yang Berhubungan Dengan Ilmu Komputer dan Pendidikan


KATA PENGANTAR

            Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karangan ilmiah ini. Tema yang saya pilih adalah “ Psikologi yang Berhubungan Dengan Ilmu Komputer dan Pendidikan”.
Adapun tujuan saya menulis karangan ini adalah untuk mengetetahui bahwa computer juga penting dalam dunia pendidikan dan memiliki pengaruh psikologis. Saya harap tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah informasi.

            Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu menyusun karangan ini, juga kepada teman – teman yang telah membantu dalam mengisi angket. Walaupun sebenarnya selama dalam pembuatan karangan ini saya mengalami banyak hambatan, seperti susahnya mencari objek untuk di teliti, mencari bahan – bahan informasi, dan sebagainya.

            Saya menyadari bahwa karangan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan karya tulis ini. Akhir kata saya ucapkan semoga karangan ini dapat bermanfaat.




                                                                                                                    Depok, 3 Januari 2011


                                                                                                                               Penyusun











                                                  DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Bab I Pendahuluan
            A. Latar Belakang Masalah
            B. Identifikasi Masalah

Bab II Pembahasan

Bab III Penutup

            A. Kesimpulan

            B. Saran

Daftar Pustaka












                                                          

                                                          BAB I
                                                 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
            Saat  ini,  perkembangan  teknologi  telah  merambah  berbagai  bidang.  Teknologi  tidak  lagi  sekedar  untuk  teknologi,  tapi  teknologi  yang  telah  mencakup  berbagai  ranah  kehidupan  manusia,  teknologi  yang  telah  mempengaruhi  kehidupan  manusia,  teknologi  yang  telah  menjadi  bagian  integral kehidupan manusia.  Di era digital ini, semakin banyak anak-anak  yang  memiliki  akses  komputer  di  rumah  atau  di  sekolah  untuk  banyak  hal,  dimulai  dari  permainan  komputer,  atau  membantu  mengerjakan  pekerjaan  rumah,  bahkan  melakukan  chatting  dan  email  atau  pun  browsing  di  Internet.
            Tanggung jawab sekolah yang besar dalam memasuki era globalisasi adalah mempersiapkan siswa untuk mengahadapi tantangan-tantangan dalam masyarakat sangat cepat perubahannya. Sala satu dari tantangan yang dihadapi oleh para siswa adalah menjadi pekerja yang bermutu. Kemampuan berbicara dalam bahasa asing dan kemahiran komputer merupakan dua kriteria utama yang pada umumnya diajukan sebagai syarat untuk memasuki lapangan kerja di Indonesia (dan di seluruh dunia). Mengingat sekitar 20-30 % dari lulusan SMU di seluruh wilayah Nusantara ini yang melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi, dan dengan adanya komputer yang telah merambah di segala bidang kehidupan manusia, maka dibutuhkan suatu tanggung jawab yang besar terhadap system pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan kemahiran komputer bagi para siswa kita.
            Meningkatnya  jumlah  waktu  yang  dipergunakan  oleh  anak-anak  di  rumah  dan  di  sekolah  dalam berinteraksi dengan komputer menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana teknologi komputer mempengaruhi  perkembangan psikologi mereka. Artikel  ini  menyajikan  riset terbatas terhadap efek penggunaan komputer  di  rumah terhadap  perkembangan aspek fisik, kognitif, emosi, sosial,  dan motorik. Secara  umum  perkembangan  anak  yang  diperkenalkan  dengan  teknologi  komputer  relatif  lebih  baikaspek-aspek  tertentu  pada  anak-anak  daripada  anak-anak  yang  sama  sekali  belum  dikenalkan  dengan  teknologi  komputer. orang  tua  dan  para  penentu  kebijakan  untuk  menggali  dan  memaksimalkan  efek  positif dan meminimalisir efek buruk dari penggunaan teknologi komputer pada anak-anak.





B. Identifikasi Masalah ( Latar Masalah )
            Sesuai dengan judul makalah ini “Psikologi yang Berhubungan Dengan Ilmu Komputer dan Pendidikan”, terkait dengan pada masa sekolah, orangtua harus memperhatikan anak agar tidak terlalu berlebihan dalam bermain computer. Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana peran orangtua dalam memperhatikan anak bermain Komputer?
2. Bagaimana pemerintah akan mampu membiayai pembangunan ini ?
3. Memberikan apa yang dibutuhkan, bagaimana pemerintah dapat mengelak untuk tidak             
    membiayai pembangunan ini ?
4. Apakah pemerintah harus membiayai secara penuh untuk pembangunan ini ?


















                                                                     BAB II
                                                   PEMBAHASAN

            Tanggung jawab sekolah yang besar dalam memasuki era globalisasi adalah mempersiapkan siswa untuk mengahadapi tantangan-tantangan dalam masyarakat sangat cepat perubahannya. Sala satu dari tantangan yang dihadapi oleh para siswa adalah menjadi pekerja yang bermutu. Kemampuan berbicara dalam bahasa asing dan kemahiran komputer merupakan dua kriteria utama yang pada umumnya diajukan sebagai syarat untuk memasuki lapangan kerja di Indonesia (dan di seluruh dunia). Mengingat sekitar 20-30 % dari lulusan SMU di seluruh wilayah Nusantara ini yang melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi, dan dengan adanya komputer yang telah merambah di segala bidang kehidupan manusia, maka dibutuhkan suatu tanggung jawab yang besar terhadap system pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan kemahiran komputer bagi para siswa kita.
            Dalam menghadapi masalah ini beberapa sekolah swasta dan negeri yang telah mengambil langkah maju. Pada beberapa sekolah mereka telah membangun hubungan yang sangat erat dengan masyarakat setempat dan melakukan sebuah lompatan yaitu dengan mengundang para masyarakat penyumbang untuk membangun fasilitas dasar komputer. Sekolah ini telah membuktikan bagaimana mengatasi salah satu masalah terbesar dalam pengenalan teknologi ke sekolah-sekolah di Indonesia secara berkesinambungan. Keefektifan system yang berkesinambungan ini sudah tumbuh lama ketika masyarakat setempat memahami bagaimana pentingnya teknologi bagi anak-anak mereka. Dalam hal ini kami telah mempelajari bahwa, sekolah-sekolah yang bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk membangun fasilitas cenderung berkembang secara teratur dan juga meningkatkan dukungan dari masyarakat setempat.
            Kesinambungan adalah faktor utama. Pada program di masa lalu untuk menyediakan teknologi ke sekolah kebanyakan mencapai sedikit sukses dalam jangka waktu yang cukup lama dan jarang sekali menunjukkan perkembangan. Persyaratan mengenai laboratorium bahasa adalah contoh yang umum. Biasanya ada enam masalah utama, yaitu ;
  • Anggaran untuk perawatan fasilitas awal tidak tersedia.
  • Pelatihan biasanya terlalu spesifik dan tidak berhubungan dengan kebutuhan di lapangan atau perubahan sikap.
  • Tidak tersedianya karyawan untuk perawatan rutin dan pengembangannya.
  • Tidak tersedianya teknisi ahli atau terlalu mahal
  • Materi yang sesuai untuk mengajar tidak tersedia
  • Lemahnya kondisi kerja guru di lapangan mendorong bahwa mereka tidak dapat membagi waktu untuk mengembangkan materi mengajar secara kreatif.
            Masalah-masalah ini menjadi lebih luas dalam hal komputer karena tingkat keahlian yang diminta untuk mengembangkan dan merawat fasilitas tersebut sangat tinggi serta kemahiran komputer mempunyai nilai jual yang sangat tinggi pula. Saran untuk memberi pelatihan karyawan di sekolah tidak berlaku dalam konteks yang ada saat ini. Karena siapa saja yang mengembangkan diri untuk mencapai posisi tingkat ahli, mereka di sektor komersil dapat menghasilkan sepuluh kali lipat dari apa yang mereka dapat di sekolah, jadi mungkin saja mereka akan menghabiskan waktu dengan pekerjaan dari luar kantor (hal ini juga menjadi masalah pada karyawan yang memiliki kemampuan di bidang jasa umum).
Di  Indonesia,  walaupun  belum  banyak  ditemukan  riset  yang  mendalam  mengenai  jumlah  komputer rumah yang dipergunakan oleh anak-anak,  tapi  dari  waktu  ke  waktu,  kepemilikan  komputer  yang  semakin  meningkat  setiap  tahunnya  sedikit  banyak  akan  mempengaruhi  jumlah  anak  yang  berinteraksi  dengannya.  Dengan  semakin  meningkatnya  peran  komputer  rumah  dalam  kehidupan  anak-anak,  dibutuhkan  sebuah  perhatian  khusus bagaimana efek dari ini semua kepada anak- anak.  Waktu  yang  dibutuhkan  oleh  anak  untuk  berinteraksi  dengan  komputer  sangat  mungkin  menggantikan  waktu  anak-anak  yang  seharusnya  dipergunakan  untuk  mengembangkan  kemampuan  dirinya  baik  dalam  aspek  kognitif  maupun  aspek  motorik.   Penelitian  ini  diharapkan  mampu  membantu  untuk  menunjukkan  kepada  orang  tua  dan  pihak- pihak  yang  berkompeten  untuk  menggali  dan  memaksimalkan efek positif dan meminimalisir efek  buruk  dari  penggunaan  teknologi computer pada anak-anak.















                                                            BAB III
                                              PENUTUP
A. KESIMPULAN
            Penelitian  ini  diharapkan  mampu  membantu  untuk  menunjukkan  kepada  orang  tua  dan  pihak- pihak  yang  berkompeten  untuk  menggali  dan  memaksimalkan efek positif dan meminimalisir efek  buruk  dari  penggunaan  teknologi  komputer  pada  anak-anak.
            Dengan  semakin  meningkatnya  peran  komputer  rumah  dalam  kehidupan  anak-anak,  dibutuhkan  sebuah  perhatian  khusus bagaimana efek dari ini semua kepada anak- anak.  Waktu  yang  dibutuhkan  oleh  anak  untuk  berinteraksi  dengan  komputer  sangat  mungkin  menggantikan  waktu  anak-anak  yang  seharusnya  dipergunakan  untuk  mengembangkan  kemampuan  dirinya  baik  dalam  aspek  kognitif  maupun  aspek  motorik.
            Meningkatnya  jumlah  waktu  yang  dipergunakan  oleh  anak-anak  di  rumah  dan  di  sekolah  dalam berinteraksi dengan komputer menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana teknologi komputer mempengaruhi  perkembangan psikologi mereka. Artikel  ini  menyajikan  riset terbatas terhadap efek penggunaan komputer  di  rumah terhadap  perkembangan aspek fisik, kognitif, emosi, sosial,  dan motorik. Secara  umum  perkembangan  anak  yang  diperkenalkan  dengan  teknologi  komputer  relatif  lebih  baikaspek-aspek  tertentu  pada  anak-anak  daripada  anak-anak  yang  sama  sekali  belum  dikenalkan  dengan  teknologi  komputer.

B. SARAN
            Setiap orang tua dan guru harus bekerja sama dalam memperhatikan anak dalam bermain komputer baik di sekolah maupun di rumah. Agar anak bisa membagi waktu luangnya dengan kegiatan lain atau hobi yang mereka lakukan di luar rumah. Serta tidak membuka situs-situs yang seharusnya belum saatnya mereka lihat.








DAFTAR PUSTAKA

Senin, 03 Januari 2011

Mengaktivasi Otak Tengah? Pikirkan dulu Bahayanya!

Sehubungan dengan otak tengah tadi, muncul pertanyaan, adakah hubungan antara kecerdasan ini dengan fungsi otak tengah / mid brain seseorang?
Benarkah aktivasi otak tengah membuat seseorang makin cerdas dan jenius, karena memiliki kemampuan supra-natural?

Mengaktivasi Otak ada cukup banyak cara yang biasa dipakai untuk mengaktivasi otak, misalnya
dengan alunan musik klasik (yang paling poluler karya-karya Mozart),lagu-lagu / instrumentalia tertentu, gerakan-gerakan tubuh, menciptakan suasana tertentu, bermain dengan angka-angka, menambahkan berbagai bahan chemical, dan masih banyak cara lainnya. Banyak institusi menawarkan berbagai pelatihan yang menjanjikan untuk meningkatkan IQ tersebut, dengan memasukkan berbagai metode yang diyakini dapat menghilangkan tekanan mental para peserta selanjutnya mempermudah pengaktifan bagian-bagian tertentu otaknya.

Sebagai informasi, di Rusia diperlukan waktu satu tahun bagi seorang siswa untuk mampu melakukan aksi blindfold. Di Jepang, sedikitnya perlu waktu tiga bulan untuk melakukannya. Ajaibnya di Indonesia suatu perusahaan pelatihan menyatakan hanya perlu waktu 12 jam untuk membuat anak-anak jenius! Aktivasi dianggap berhasil apabila mereka berhasil mengenali berbagai macam benda dan halangan di sekitarnya dalam keadaan mata ditutup. Dengan demikian anak-anak tersebut akan mampu membaca, menggambar, menghitung, berlari dan menghindari semua rintangan tanpa menggunakan indera penglihatan mereka yaitu mata.
Jadi bagi agan-agan yang berniat mengikuti pelatihan aktivasi otak tengah mesti berfikir ulang....JANGAN-JANGAN BUKAN KECERDASAN YANG DIDAPATKAN, TETAPI MALAH KONDISI STRESS YANG DIDAPATKAN

Yang terjadi pada anak-anak tersebut sebenarnya bukan JENIUS (memiliki IQ yang sangat tinggi atau di atas 140), melainkan latihan untuk suatu kewaspadaan (AWARENESS) terhadap apapun yang ada di sekeliling mereka. Kondisi semacam ini perlu kita cermati lebih baik, mengingat kondisi awareness yang berlebihan akan membuat seseorang mengalami berbagai gangguan jiwa, dari gejala yang ringan berupa Gangguan Cemas Menyeluruh, sampai tipe berat berupa Gangguan Paranoid. Itulah sebabnya orangtua diminta waspada dan berhati-hati sebelum mengirim anak-anak mereka ke suatu institusi yang menawarkan sanggup mengubah
anak-anak menjadi jenius dalam waktu singkat. Dalam program pelatihan midbrain tersebut semua orangtua diharapkanmemperhatikan anaknya, mau melatih kembali anak-anak tersebut di rumah,termasuk setelah latihan selesai.Yang terjadi di sini sebenarnya adalah anak-anak tersebut dilatih untuk peka terhadap berbagai bahaya dan rintangan yang ada di depan, serta 'dipaksa untuk bersikap dan berperilaku lebih baik' karena mereka telah diberikan teladan yang baik oleh orangtua dan orang-orang dewasa di sekelilingnya.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4726515 SUMBER : Mengaktivasi Otak Tengah? Pikirkan dulu Bahayanya!

Kamis, 30 Desember 2010

Keuntungan Aktivasi Otak Tengah

Otak tengah (Mesencephalon), berfungsi sebagai jembatan penghubung antara otak kanan dan otak kiri, dan selain itu juga berfungsi sebagai keseimbangan. Otak tengah juga yang mendominasi perkembangan otak secara keseluruhan. Otak tengah dapat diaktifkan secara “manual” ataupun alami. Orang-orang yang otak tengahnya aktif secara alami biasanya disebut orang-orang dengan kemampuan luar biasa, misalnya tuna netra yang bisa melihat, dimungkinkan otak tengahnya aktif secara alami. Berikut beberapa keuntungan dari otak tengah yang aktif :


1. Meningkatkan Daya Ingat
Meningkatkan daya ingat dapat membuat seseorang mampu belajar banyak dalam tempo yang lebih singkat. Jika dia belajar dengan waktu yang sama dengan orang lain, dia akan mendapat lebih banyak.
Peningkatan daya ingat ini berhubungan langsung dengan semakin meluasnya jaringan pada sel otak seseorang.

2. Meningkatkan Kemampuan Mengasihi Orang Lain
Otak tengah yang telah diaktivasi dapat membuat keseimbangan hormon dalam tubuh seseorang menjadi lebih baik. Salah satu fungsi dari otak tengah adalah mengatur hormon.
Seseorang yang otak tengahnya tidak diaktifkan mempunyai keseimbangan emosi yang sangat baik dan mampu mengontrol emosinya dengan lebih baik.Namun, jika otak tengah seseorang telah diaktivasi, ia dapat mengontrol emosi dengan lebih baik. Seorang anak dengan otak tengah yang aktif akan mempunyai rasa mengasihi sesama dan menghormati orang tua lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.Otak tengah akan menyeimbangkan perkembangan otak kanan dan otak kiri. Keseimbangan ini akan menyebabkan rasa senang dalam emosi seseorang. Seseorang dengan emosi positif akan dapat menerima pelajaran dengan lebih baik. Sifat dari orang dengan otak yang seimbang akan menjadi penuh kasih dan lebih memerhatikan orang lain.
3.Meningkatkan Kemampuan Inovasi dan Kreativitas
Inovatif adalah mampu menemukan dan menciptakan hal-hal baru. Jadi bukan suatu peniruan dari yang sudah ada. Kemampuan inovasi dan kreativitas yang tinggi dapat dipergunakan untuk menghasilkan produk yang baru. Hal ini juga dapat dipergunakan untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang baru. Seseorang dengan kapasitas intelektual yang tinggi belum tentu mempunyai daya inovasi dan kreativitas yang tinggi.

4. Meningkatkan Konsentrasi
Meningkatnya konsentrasi dapat meningkatkan aya tangkap sseorang. Setelah otak tengahnya diaktivasi, dia bisa lebih baik menangkap hal-hal yang rumit dan lebih mudah mengerti atau memahami sesuatu.otak tengah adalah pabrik dopamine terbesar di otak. Dopamine digunakan sebagai zat untuk mengantarkan sinyal antarneuron (neurotransmitter). Kekurangan dopamine akan menyebabkan berkurangnya daya ingat, daya tangkap, dan konsentrasi. Otak tengah yang aktif akan menyuplai kebutuhan dopamine otak dengan jumlah yang cukup.

5. Meningkatkan Kemampuan Fisik dalam Berolahraga
Tidak sedikit kesaksian anak-anak yang meningkat rekor olahraganya setelah otak tengah mereka diaktivasi. Mereka mampu mengontrol tubuh dengan lebih baik, anak-anak tersebut menjadi lebih berbakat daripada sebelumnya.
Otak tengah adalah bagian otak yang mengatur gerakan tubuh. Banyak anak merasakan peningkatan  dalam pengontrolan gerakan tubuh, terutama ketika berolahraga yang membutuhkan ketelitian tinggi. Manfaatnya bukan hanya dirasakan oleh anak yang senang berolahraga, tetapi juga oleh anak-anak yang senang dengan tarian dan gerakan tubuh lainnya.

6. Meningkatkan Keseimbangan Otak Kanan dan Kiri
Keuntungan yang paling terasa pada anak-anak yang telah diaktivasi otak tengahnya adalah otak kanan dan kirinya semakin seimbang. Keseimbangan ini akan membuat anak tersebut lebih mudah berhubungan dengan orang lain.

Sumber: Hartono Sangkanparan, “Dahsyatnya Otak Tengah“, Jakarta: Transmedia Pustaka, 2010.