Dalam kajian psikologi, kita akan mengenal sebuah obyek pembahasan yang dikenal dengan psikologi kepribadian. Tetapi, bagaimanakah perbedaan arti kepribadian bagi masyarakat awam dengan kajian yang dilakukan oleh psikologi. Berikut adalah penjelasannya.
Kepribadian menurut pengertian sehari-hari
Kata personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin: persone, yang berarti kedok atau topeng. Dimana hal ini selalu dipakai pada zaman romawi dalam melakukan sandiwara panggung. Lambat laun kata persona (personality) berubah istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima individu dari kelompok atau masyarakat.
Sehingga kemudian individu diharapkan akan berperilaku sesuai dengan peran atau gambaran sosial yang diterimanya. Pengertian ini biasanya muncul dengan ungkapan seperti: “Didi berkepribadian pahlawan.” Atau “Dewi berkepribadian kartini sejati.”
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Dari penjelasan diatas bisa diperoleh gambaran bahwa kepribadian, menurut pengertian sehari-hari atau masyarakat awam, menunjuk pada gambaran bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu yang lainnya.
Anggapan seperti ini sangatlah mudah dimengerti, tetapi juga sangat tidak bisa mengartikan kepribadian dalam arti yang sesungguhnya. Karena mengartikan kepribadian berdasarkan nilai dan hasil evaluatif. Padahal kerpibadian adalah sesuatu hal yang netral, dimana tidak ada baik dan buruk. Kepribadian juga tidak terbatas kepada hal yang ditampakkan individu saja, tetapi juga hal yang tidak ditampakkan individu, serta adanya dinamika kepribadian, dimana kepribadian bisa berubah tergantung situasi dan lingkungan yang dihadapi seseorang.
Kepribadian menurut psikologi
Pengertian kepribadian menurut disiplin psikologi bisa diambil dari rumusan beberapa teoris kepribadian terkemuka. Gordon Allport, merumuskan kepribadian adalah organisasi dinamis sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya.
Seperti yang dikisahkan Feist & Feist, Allport memilih tiap frase dalam mendefinisikan dengan hati-hati, sehingga benar-benar menyatakan apa yang ingin ia katakan.
Istilah ”organisasi dinamis” menunjukkan suatu integrasi atau saling keterkaitan dari berbagai aspek kepribadian. Kepribadian merupakan sesuatu yang terorganisasi dan terpola. Bagaimanapun, kepribadian bukan suatu organisasi yang statis, melainkan secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Istilah ”psikofisik” menekankan pentingnya aspek psikologis dan fisik dari kepribadian. Kata ”menentukan” dalam definisi kepribadian menunjukkan bahwa kepribadian ”merupakan sesuatu dan melakukan sesuatu”. Kepribadian bukanlah topeng yang secara tetap dikenakan seseorang; dan juga bukan perilaku sederhana. Kepribadian menunjuk orang di balik perilakunya atau organisme di balik tindakannya.
Dengan kata ”karakteristik” Allport ingin menunjukkan sesuatu yang unik atau individual. Kepribadian seseorang bersifat unik, tidak dapat diduplikasi (ditiru) oleh siapa pun. Kata ”perilaku dan pikiran” secara sederhana menunjuk pada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang, baik perilaku internal (pikiran-pikiran) maupun perilaku-perilaku eksternal seperti berkata-kata atau tindakan.
Berdasarkan penjelasan Allport tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Meskipun mengalami perubahan, kepribadian merupakan karakteristik yang relatif stabil. Hal ini sesuai penjelasan Allport bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang terorganisasi dan terpola.
Pandangan orang secara umum mengenai kepribadian sebagai sesuatu yang ajek, konsisten, dan tidak berubah, tidak sepenuhnya salah. Namun, perlu diingat bahwa keadaan yang relatif stabil itu juga mengalami pertumbuhan dan perubahan.
Daftar Pustaka
Sujanto, Agus, Lubis, Halem, Hadi, Taufik. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara
Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco
Feist, Jess & Feist, G. J. (2006). Theories of Personality, Sixth ed. Boston: Mc-Graw Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar